Monumen Juang 3 Oktober 1945 menjadi sebuah pengingat bagi siapapun rakyat Indonesia. Betapa perjuangan terus berlanjut meski kemerdekaan sudah dikumandangkan oleh presiden Soekarno.
Jika mengingat kembali sejarah kemerdekaan, tentunya momen tersebut diisi oleh banyak perjuangan, air mata, darah serta keringat para pendahulu bangsa. Namun, bahkan setelah proklamasi kemerdekaan, masih ada perjuangan bangsa yang tercatat dalam tinta emas perjalanan bangsa Indonesia tercinta.
Salah satunya adalah apa yang terabadikan dalam sebuah monumen yang terletak di Kota Pekalongan, yang kini menjadi objek wisata khas daerah tersebut. Lantas, peristiwa seperti apakah yang mendasari dibangunnya monumen ini? Kemudian, wisata, dan hiburan apa saja yang terdapat di sana?
Sejarah Monumen Juang Kota Pekalongan
Monumen Juang 3 Oktober adalah sebuah monumen yang dibangun untuk memperingati kisah kepahlawanan masyarakat daerah Pekalongan dan sekitarnya dalam melawan dan mengusir sisa pasukan Jepang yang masih menduduki tanah air.
Monumen ini menggambarkan betapa masyarakat Pekalongan pada masa itu tampil gagah berani demi mempertahankan kemerdekaan yang telah di proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Bila anda dalam agenda perjalanan wisata ke kota pekalongan seperti mengunjungi museum batik ataupun mengekplorasi kekayaan alam kota ini. Jangan lupa untuk sempatkan waktu sejenak mengunjungi monumen ini sebagai apresiasi jiwa heroik pahlawan kita pada masa lampau.
Latar Belakang Monumen Juang 3 Oktober
Hal yang menjadi latar belakang terjadinya peristiwa 3 Oktober 1945 di Pekalongan adalah pertikaian yang pecah antara pribumi dan pasukan Jepang pada saat itu.
Kala itu, pada 28 Agustus 1945, tepat empat belas hari sejak kabar kekalahan tentara Jepang oleh Pasukan Sekutu tersiar di radio-radio dan sebelas hari setelah diproklamasikannya kemerdekaan bangsa Indonesia, badan bernama KNID terbentuk di Keresidenan Pekalongan.
KNID, yang dipimpin oleh Dr. Sumbadji, didirikan dengan satu tujuan, yaitu memindahkan kekuasaan dari tangan tentara Jepang yang kala itu masih menguasai Kota Pekalongan.
Sekitaran akhir bulan September hingga awal Oktober, direncanakanlah pertemuan untuk membahas masalah tersebut. KNID mulai menghubungi pihak Jepang terkait demi meminta mereka untuk menyerahkan kuasa atas Kota Pekalongan.
Akan tetapi, janji temu yang awalnya akan dilakukan pada tanggal 1 Oktober 1945, dimundurkan selama dua hari, tanpa ada sebab yang jelas. Hingga akhirnya, tepat di tanggal 3 Oktober tahun 1945 pada jam delapan pagi, masyarakat Pekalongan berkumpul di depan gedung Kenpeidan, Lapangan Kebon Rejo, yang sekarang merupakan lokasi berdirinya Monumen Juang.
Pecahnya Perang
Massa yang berkumpul kala itu tak hadir dengan tangan kosong, mereka datang dengan senjata sederhana yang khas; bambu runcing, parang, batang besi, pentungan, dan lain sebagainya.
Perwakilan dari kaum pribumi berusaha menyatakan tiga syarat pada Dai Nippon yang kemudian ditolak. Nun, kesabaran rakyat mulai menipis. Hingga tiga pemuda menyerukan desakan agar perembukan segera diakhiri dengan kata mufakat.
Saat-saat seperti itulah bentrokan terjadi. Hujan peluru dari tentara Jepang menembus barisan rakyat Pekalongan. Perang tak lagi terelakkan. Mereka menyerang dengan serentak, melawan dengan senjata-senjata tradisional sederhana, tanpa takut berhadapan dengan senapan modern milik pasukan penjajah.
Lapangan Kebon Rejo menjadi saksi bisu atas peristiwa berdarah tersebut. Atas keberanian mereka, rakyat Pekalongan, dalam melawan tentara yang masih ingin menancapkan taringnya di bumi pertiwi ini.
Tempat Wisata Monumen Juang 3 Oktober Pekalongan
Saat ini, di tempat yang menjadi saksi bisu terjadinya peristiwa bersejarah tersebut telah dibangun sebuah monumen peringatan yang juga menjadi destinasi wisata daerah Pekalongan. Sementara Gedung Kenpeidan pun kini telah diubah menjadi sebuah masjid bernama Masjid Syuhada.
Monumen Juang 3 Oktober terletak di daerah Bendan, kecamatan Pekalongan Barat, kota Pekalongan, Jawa Tengah. Banyak dipilih sebagai destinasi wisata karena nilai sejarahnya, mengingatkan kita akan perjuangan para pendahulu. Pun, di bagian belakang monumen ini terukir nama para pahlawan yang gugur dalam membela tanah airnya kala itu.
Selain memiliki nilai historis yang tinggi, lokasi wisata yang satu ini sangat cocok untuk dikunjungi bersama dengan keluarga atau teman karena suasana yang asri, dilengkapi dengan pepohonan perdu nan rimbun yang menghiasi.
Kawasan Monumen Juang 3 Oktober ini pas sekali untuk dijadikan sebagai tempat rekreasi, duduk-duduk dan mengobrol santai, piknik bersama orang-orang terdekat, atau sekadar berjalan santai, bersepeda, dan juga lari pagi. Pepohonan yang menambah kesan sejuk dan asri membuat orang betah untuk berlama-lama.
Sebuah Hari Peringatan Bersejarah
Tanggal 3 Oktober tahun 1945 akan selalu tercatat dalam sejarah bangsa sebagai hari berdarah peristiwa yang mendasari di bangunnya Monumen Juang ini di Kota Pekalongan. Tentang bagaimana rakyat yang bersenjatakan bambu runcing, pentungan, golok, parang, dan bahkan sebilah batang besi, menghadapi para penjajah yang dilengkapi senjata api.
Peristiwa yang akan teringat di benak banyak orang, terutama warga Pekalongan, tempat hari berdarah itu terjadi.
Bukan hanya waktu di mana perlawanan rakyat Pekalongan melawan tentara Jepang terjadi, 3 Oktober pun diperingati sebagai hari lahirnya Tentara Pembela Tanah Air atau disingkat sebagai PETA. Tepatnya pada tanggal 3 Oktober di tahun 1943 silam, semasa zaman pendudukan Jepang di tanah air tercinta.
Ya, tanggal 3 Oktober memperingati hari besar yang bersejarah. Mengenangnya membuat kita kembali mengingat peluh, keringat, serta lelah dan darah yang telah dikorbankan oleh para pejuang pendahulu kita.
Maka saat ini, sebagai penerus bangsa, marilah bergandengan tangan, meneruskan cita-cita leluhur dan membangun Indonesia yang lebih baik lagi untuk ke depannya. Semangat selalu!
Transportasi ke Monumen Juang 3 Oktober
Letaknya yang berada di pusat kota memudahkan siapapun yang ingin melihat secara langsung monumen ini. Bagi warga lokal mengunjungi tempat ini bisa menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor.
Khusus untuk warga Jabodetabek bisa menghubungi agen travel Pekalongan yang menyedikan paket perjalanan wisata ke monumen ini. Selain untuk agenda wisata layanan travel door to door tujuan pekalongan melayani penumpang yang hendak mudik ke kampung halaman di Pekalongan dan kota sekitarnya.
Ada juga layanan sewa mobil murah dari perusahaan rental mobil pekalongan yang menawarkan layanan peminjaman kendaraan roda empat baik dengan sistem lepas kunci ataupun menggunakan jasa pengemudi.
Perihal harga sewa anda tak perlu khawatir karena tarif sewa mobil di kota Pekalongan masih cukup terjangkau dibanding daerah wisata lain.
Tips Berkunjung ke Monumen Juang 3 Oktober
- Pastikan kondisi anda dalam keadaan sehat dan prima.
- Mengikuti prosedur perjalanan new normal yang ditetapkan pemerintah.
- Sudah melakukan vaksin.
- Datang pada sore menjelang malam.
Demikian ulasan kami tentang salah satu tempat wisata bersejarah yang ada di kota batik pekalongan. Jangan lupa untuk mengunjungi kampung batik pesindon yang lokasinya tak jauh dari tempat ini.